Batu Merah Delima harga Seribu, Humor Lucu
Batu Merah Delima harga Seribu, Humor Lucu
Kisah Kocak Tuah Cincin Merah DelimaMat Tolol berhenti dekat lapak penjual batu akik kaki 5. Sebenarnya dia tak begitu tertarik dengan perhiasan batu akik, giok, bacan, safir dan sejenisnya. Tapi karena si pedagang akik begitu lihai berorasi menawarkan dagangannya, Mat Tolol menyempatkan diri melihat-lihat jejeran cincin batu beraneka jenis dan warna tersebut.
“Ini batu apa?” tanya Mat Tolol menunjuk sebuah cincin akik berwarna merah.
“Oh, itu cincin akik merah delima,” jawab si penjual. Lalu menjelaskan panjang lebar tanpa diminta. “Batu pengasihan. Mempunyai daya magis untuk meningkatkan wibawa dan menarik perhatian lawan jenis. Jika kamu memakai cincin ini, semua cewek akan tertarik.”
“Sungguh?” Mat Tolol tersenyum kagum. “Berapa harganya?”
“Kemarin ditawar kolektor dari Cina sepuluh juta.” Jawab penjual akik yang langsung bikin Mat Tolol berlalu. “Gila apa? Siapa punya duit sebanyak itu buat beli batu?” pikirnya. Tapi dia segera berbalik tatkala si penjual memanggilnya.
“Aku tahu, kau masih jomblo... Benar?” tebakan si penjual batu sungguh tepat. Mat Tolol mengangguk pasrah. “Nasib kita hampir sama.” Lanjut si penjual akik. “Dulu, aku juga sama tak lakunya sepertimu. Tapi sejak pakai cincin merah delima, banyak cewek yang ngejar-ngejar. Dan sekarang, aku punya istri cantik.”
“Mungkin kamu benar...” sahut Mat Tolol. “Sebenarnya, saya juga pingin beli. Tapi sepuluh juta? Saya tak punya uang sebanyak itu.”
“Tenang kawan... Untuk rekan senasib, aku bermurah hati melepas cincin merah delima ini berapapun uang yang kamu punya saat ini.”
“Aku dengar, penjual akik itu kata-katanya sama bertuah seperti akiknya. Benar?” tanya Mat Tolol penuh jebakan.
“Tepat sekali!” jawab si penjual mantap. “Biarlah batu daganganku tak laku seumur hidup jika aku bohong.”
“Kalau begitu, di dompetku sekarang hanya ada seribu rupiah. Bisa kau ulangi janjimu tadi?” pertanyaan Mat Tolol bikin penjual akik garuk-garuk kepala. “Ternyata kamu lebih pintar dari dugaanku. Baiklah, kau boleh bawa cincin itu.”
Mat Tololpun berhasil memiliki cincin merah delima hanya dengan seribu perak!
Keesokan harinya dia datang kembali ke lapak tersebut dengan wajah berseri. “Batu kamu memang luar biasa!” katanya girang.
“Benar kan..., banyak cewek yang tertarik?” tanya si penjual akik.
“Tepat sekali!” jawab Mat Tolol, lalu bercerita. “Kemarin ada puluhan cewek cantik, SPG perhiasan lagi ngumpul. Aku datang untuk menguji kehebatan cincin itu. Aku bilang pada mereka, kalau cincin itu harganya hanya seribu rupiah. Merekapun sangat tertarik. Nih, aku dititipin duit seratus ribu buat beli cincin yang seperti itu seratus biji lagi.”
“Hah? Waduh!! Bangkrut aku!!” teriak si penjual akik sambil mem-pingsankan diri!!
“Aku dengar, penjual akik itu kata-katanya sama bertuah seperti akiknya. Benar?” tanya Mat Tolol penuh jebakan.
“Tepat sekali!” jawab si penjual mantap. “Biarlah batu daganganku tak laku seumur hidup jika aku bohong.”
“Kalau begitu, di dompetku sekarang hanya ada seribu rupiah. Bisa kau ulangi janjimu tadi?” pertanyaan Mat Tolol bikin penjual akik garuk-garuk kepala. “Ternyata kamu lebih pintar dari dugaanku. Baiklah, kau boleh bawa cincin itu.”
Mat Tololpun berhasil memiliki cincin merah delima hanya dengan seribu perak!
Keesokan harinya dia datang kembali ke lapak tersebut dengan wajah berseri. “Batu kamu memang luar biasa!” katanya girang.
“Benar kan..., banyak cewek yang tertarik?” tanya si penjual akik.
“Tepat sekali!” jawab Mat Tolol, lalu bercerita. “Kemarin ada puluhan cewek cantik, SPG perhiasan lagi ngumpul. Aku datang untuk menguji kehebatan cincin itu. Aku bilang pada mereka, kalau cincin itu harganya hanya seribu rupiah. Merekapun sangat tertarik. Nih, aku dititipin duit seratus ribu buat beli cincin yang seperti itu seratus biji lagi.”
“Hah? Waduh!! Bangkrut aku!!” teriak si penjual akik sambil mem-pingsankan diri!!
